Header Ads

Turba Idaroh Wustho Jawa Timur di PP. Al-Azhar Mojokerto 6 Maret 2021

 





Turba Idaroh Wustho Jawa Timur di PP. Al-Azhar Mojokerto 6 Maret 2021


JATMAN Idaroh Wustho Jawa Timur terus bergerak. Meski pandemi masih belum distatuskan berhenti, kegiatan kethoriqohan harus tetap berjalan. Para santri dan muhibbin PP. Al-Azhar mempersiapkan segala keperluan acara Turba JATMAN Jatim 2021. Bahkan, dua petugas Provos bersiaga di pintu masuk menuju acara. 


KH. Ma'shum Maulani mengawali acara inti dengan informasi bahwasanya semestinya hadirin-hadirat berjumlah 100 orang, namun pada kenyataannya tidak bisa hadir penuh 100 orang. "Kita ini sulit dalam berorganisasi thoriqoh. Kalau thoriqoh kita semua sudah mantap," ujar Kyai Ma'shum sekaligus Korwil 1. 


Beranjak acara berikutnya, KH. Moch. Yusuf Afandy menginformasikan bahwa pagi hari ini juga berlangsung Turba Idaroh Wustho di lokasi lain yakni di Bondowoso. "Maturnuwun ingkang ageng kagem Yai Ma'shum yang berkenan menjadi Shohibul Makan Wal Makanan bahkan karena hadirin tidak sebanyak yang diperkirakan maka makanan yang tersaji bisa jadi berkat (oleh-oleh)," tutur Kyai Yusuf diikuti senyum para hadirin.


Podium beralih ke KH. Ngadiyin Anwar. Mbah Rois menyampaikan Idaroh Wustho membawahi 40 Idaroh Syu'biyyah di seluruh Jawa Timur, bahkan 3 Syu'biyyah berada di lepas pantai. Decak kagum di wajah hadirat muslimat Wathonah terlihat meski tertutup masker. Semua peserta memakai masker karena masih dianjurkan Pemerintah.


"Saya dulu pesimis, ketika masyarakat semakin modern, apakah thoriqoh tetap diminati? Ternyata, modernisasi tidak hanya membawa kesejahteraan duniawi tapi juga stress, akhirnya masyarakat modern butuh thoriqoh," papar Kyai Ngadiyin. 


Diantara indikasinya, Habib Lutfi menjadi ketua Forum Sufi Internasional. Berarti di dunia Internasional, thoriqoh diperhitungkan. Bahkan dunia semakin maju, maka thoriqoh semakin dibuktikan. JATMAN dibutuhkan untuk memanajemen thoriqoh agar tertata secara organisasi.


"Oleh karena itu, bapak-ibu hadirin-hadirat dibutuhkan oleh JATMAN untuk menata thoriqoh secara keorganisasian agar lebih maju di jalan kesufian," pungkas Kyai Ngadiyin.


Acara inti terakhir adalah konsultasi dan dengar pendapat yang dipimpin KH. Dr. Harisuddin Aqib. Kyai Harisuddin hanya memberikan motivasi kepada hadirin-hadirat agar semangat menggerakkan organisasi JATMAN.


"Bila kita tidak mengeratkan genggaman, maka kita akan tergilas oleh kekuatan transnasional yang anti terhadap thoriqoh," pesan Kyai Harisuddin. Kita ketahui bersama, di JATMAN ada Lajnah Iqtishodiyyah, Lajnah MATAN (Mahasiswa Ahlith-Thoriqoh An-Nahdliyyah), dan Lajnah WATHONAH (Wanita Thoriqoh An-Nahdliyyah).

Kita jadi ingat firman Allah Al-Karim, 

ÙˆَÙ‚ُÙ„ْ جَآØ¡َ ٱلْØ­َÙ‚ُّ ÙˆَزَÙ‡َÙ‚َ ٱلْبَٰØ·ِÙ„ُ ۚ Ø¥ِÙ†َّ ٱلْبَٰØ·ِÙ„َ Ùƒَانَ زَÙ‡ُوقًا

"Dan katakanlah,"Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap." yang batil itu pasti lenyap." [QS. Al-Isra' (17): 81]


Adzan zhuhur berkumandang. Waktu terasa sangat singkat padahal sudah sekian jam habis untuk mengkaji permasalahan-permasalahan thoriqoh dan keorganisasiannya. Suguhan aneka camilan dan buah tersaji atas barokah KH. Ma'shum Maulani dikhidmahi oleh para santri PP. Al-Azhar dan muhibbin. 


Perwakilan masing-masing Syu'biyyah masih sukun (duduk tenang) menyimak paparan para Kyai dari Idaroh Wustho. Syu'biyyah yang hadir yaitu yang berada dalam koordinasi wilayah 1 yaitu Syu'biyyah Surabaya, Syu'biyyah Sidoarjo, Syu'biyyah Jombang, Syu'biyyah Kabupaten Mojokerto dan Syu'biyyah Kota Mojokerto.


Diantara pertanyaan dari Syu'biyyah Kabupaten Mojokerto, "Bagaimana bentuk gerakan iqtishodiyyah di JATMAN?" Kyai Yusuf menjawab, "Banyak bentuknya. Salah satunya di JATMAN Jatim ada majalah Cahaya Hati yang dititahkan oleh Habib Luthfi. Ini bisa menggerakkan iqtishodiyyah. Termasuk juga ide dari kami yang belum diketok palu oleh Mbah Rois, yaitu ide penerbitan buku panduan masing-masing thoriqoh."


Reporter: H. Brilly Y. Will., S.Pd.

Redaktur: H. Brilly Y. Will., S.Pd.

Editor: H. Moch. Yusuf Afandy, S.Sos.

Akurator: KH. Ngadiyin Anwar

Dokumentator: H. Brilly Y. Will., S.Pd.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.