Header Ads

Merawat Pohon JATMAN, Merawat Buah Thoriqoh

 





Merawat Pohon JATMAN, Merawat Buah Thoriqoh


Sebagai sebuah organisasi massa, JATMAN yang merupakan banom Jam'iyyah NU harus tetap bergerak, apapun yang terjadi. Berbeda dengan sebuah lembaga profit yang hanya akan digerakkan oleh anggotanya manakala tercium bau sedap lembaran uang. Bahtera JATMAN Jatim pun terus didayung oleh para ulama dan khodimuth-thoriqoh. Rapat Harian Terbatas (Hartas) adalah satu diantara dayung yang membuat bahtera JATMAN Jatim tetap berlayar baik kalau air samudera tenang maupun saat badai-ombak. 


Lima khodimuth-thoriqoh nampak tersenyum lebar satu sama lain di depan kantor sekretariat JATMAN Idaroh Wustho Jawa Timur. KH. Ngadiyin Anwar, KH. Moch. Yusuf Afandy, S.Sos., KH. Nur Musthofa Hasyim dan KH. Ali Fikri saling berjabat tangan. Atsar tirakat masih terlihat basah, mungkin jasmani lelah, tapi tidak terasa, fadhilah dari Allah Al-Hamid. 


Pagi sekali rapat Hartas sudah kami mulai dengan peserta yang hanya 4 kyai, selebihnya, para muhibbin, menunggu di luar ruang rapat sambil 'khusyu' mewirid' masing-masing smartphonenya. Beberapa program sempat terekam dalam pembahasan:

  1. Terkait anggaran tahunan, 

  2. Penataan kembali Korwil-korwil berikut kebijakan masing-masing, 

  3. Agenda silaturahmi menyapa kembali anggota pengurus yang lama tidak aktif, 

  4. Rencana kegiatan 2021

  5. Rencana rapat pleno

  6. Rencana halaqoh

  7. Pembentukan panitia Musker (musyawarah kerja)

  8. Maksimalisasi fungsi tim asistensi Majelis Ifta' wa IIrsyad


Tak terasa rapat yang gayeng bergulir hingga menjelang waktu unta-unta padang pasir terbangun karena panasnya tempat menderum, keempat kyai memutuskan untuk melanjutkan rapat di RM. Lesehan Ikan Bakar Sumber 67, Buduran, Sidoarjo. Para muhibbin pun ikut kecipratan barokah. Obrolan-obrolan ringan keempat kyai sembari menikmati ikan bakar mengingatkan sebuah prinsip, "Al-Iltidzat bi ma ahallahullah. Menikmati apa yang dihalalkan Allah." Pesan sebagian besar ulama Tashowwuf zaman dahulu, "Makan yang enak, minum yang enak, pakaian yang bagus, lalu engkau puji Allah itu jauh lebih baik daripada (berniat zuhud) lalu makan yang tidak enak, minum yang tidak enak, pakaian yang jelek, lalu engkau tidak memuji Allah."


Usai santap siang, rombongan melanjutkan perjalanan ke Ndalem Kyai Wahib Pujon Malang karena kebetulan Beliau sedang maridh (sakit). Begitu tiba di Ndalem, Kyai Wahib sambil menikmati karunia rasa sakit menyimak laporan para peserta Hartas. Tanggal pelaksanaan pleno pun terjadwal Hari Ahad 31-Januari-22021 dengan undangan peserta 53 orang.


Agenda memaksimalkan Korwil sebagai ujung tombak kegiatan juga terakreditasi nanti bakal menjadi shohibul ma'an adanya Musker setelah terlaksananya Pleno. Korwil  sebagai tanggung jawab masing-masing Lajnah yang dikomandani oleh pengurus Harian Ifadliyah dan Imdloiyyah sebagai pembina juga merupakan hal yang perlu digaris bawahi. Setelah pleno nanti, insyaallah diadakan Halaqoh dari masing-masing thoriqoh yakni Thoriqoh :

1- Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah 

2-Naqsyabandiyyah Kholidiyyah 

3-Syadziliyyah 

4-Syaththoriyyah

5- Tijaniyyah. Dari kelima Thoriqoh ini sudah ada yang melaksanaan Halaqoh, sementara yang belum Halaqoh adalah karena udzur Covid-19 dan akan dijadwalkan insyaallah bulan Februari 2021


Acara Liqo’ Ulama Sughro berakhir dengan permohonan maaf oleh KH. Wahib atas segala kekurangan dan terimakasih atas kehadirannya. Serta titip salam oleh semua pihak pengurus Idaroh Wustho dan doa semoga JATMAN akan lebih bermakna lagi. Beliau memohon do’a kesembuhan kepada KH. Ngadiyin Anwar. Kyai Ngadiyin pun spontan berdoa sebagaimana doa Rasulullah, 

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقْمًا

Allāhumma rabban nāsi, adzhibil ba’sa. Isyfi. Antas syāfi. Lā syāfiya illā anta syifā’an lā yughādiru saqaman.

Artinya, “Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan  rasa nyeri,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 113).


Aamiin. 


Reporter: KH. Moch. Yusuf Afandy, S.Sos.

Redaktur: KH. Moch. Yusuf Afandy, S.Sos.

Fotografer: Para Muhibbin

Mushohhih: KH. Ngadiyin Anwar

Editor: H. Brilly Y. Will., S.Pd.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.