Cemerlangnya Wajah Para Auliya’ Menjaga Estafet JATMAN Jatim
Pondok Pesantren Ngalah, Pasuruan, kembali menjadi mercusuar para khodimuth-thoriqoh pada pagi hari 30 Desember 2020. Puluhan santri dan muhibbin dikerahkan untuk melayani dan menyambut kehadiran para khodimuth-thoriqoh. Jalanan komplek Ponpes Ngalah menjadi harum dengan wewangian dzikir para hadirin.
Keriuhan para auliya' memeriahkan multaqo' (pertemuan) merupakan upaya implementasi kewajiban membersamai umat agar tetap dekat dengan Allah. Dalam kitab It-haf As-Sadah Al-Muttaqin yang biasa disebut-sebut sebagai syarah Ihya' 'Ulumiddin, terdapat riwayat tentang wali yang sudah mencapai alam malakut lalu diperintahkan Allah untuk kembali ke masyarakat agar bisa mendampingi menuju Allah. Sebagaimana Rasulullah yang bahkan sudah sampai Sidrah Al-Muntaha tetap diperintahkan Allah untuk kembali ke dunia untuk membimbing umat agar bisa taqarrub ilallah.
Seremonial diawali dengan dzikir berjama’ah berupa shalawat thoriqiyyah. Tak berselang, lagu Indonesia Raya dikumandangkan secara bersama-sama. Usai berdiri menyanyikan lagu kebangsaan, para khodimuth-thoriqoh yang rawuh kemudian menyimak dokumen-dokumen yang hendak dibahas dalam majelis ini.
KH. Sholeh Bahruddin selaku Shohibul-Makan wal-Makanan memberikan sambutan diawali dengan syukur atas JATMAN Jatim yang berhasil memiliki kantor di Surabaya tepatnya di PW NU Jatim kendati diwarnai dengan sedikit percikan perselisihan kecil. Ikhtilaful-‘ulama rahmah, dawuhe Imam An-Nawawi dalam Hasyiyah Al-Bujairami, dikutip KH. Sholeh Bahruddin. Dari perselisihan ini akan muncul berbagai manfaat dan nikmat.
KH. Sholeh Bahruddin -yang biasa dikenal dengan panggilan Kyai Sholeh Ngalah- berterima kasih kepada KH. Ngadiyin Anwar yang sudah berkenan mengasuh dan mengayomi seluruh auliya’ di Jawa Timur. Kyai Sholeh Ngalah juga mengingatkan perselisihan Nabi Musa dan Nabi Khidhir, “Maka wajar saja jika para ulama berbeda. Berguru Syari’at ya ke Nabi Musa, berguru Thoriqot ya ke Nabi Khidhir.”
Sembari berkelakar, Kyai Sholeh mengingatkan perselisihan yang biasa terjadi dalam hubungan keluarga antarai Pak Kyai dan Bu Nyai, “Toh bisa punya banyak anak dan cucu.” Peserta rapat pun melepas tawa. “Maka jangan ubah kalimat menjadi ikhtilaful-‘ulama laknah, sudahlah kita utamakan syukur saja atas apapun perselisihan yang mungkin terjadi selama ini,” tambah Kyai Sholeh Ngalah.
Tampak wajah para khodimuth-thoriqoh mendapatkan nur setelah mendengar nasehat syukur tersebut. Betapa syukur sudah diakui semua shufi sebagai salah satu maqam yang wajib dilalui. Imam Abu Hamid Al-Ghazali menerangkan, “Kewajiban memuji Allah dan bersyukur adalah karena dua hal yaitu agar kenikmatan yang besar ini kekal dan agar mendapatkan tambahan nikmat. Adapun mengenai kekalnya nikmat, karena syukur merupakan pengikat nikmat. Dengan syukur, nikmat bisa langgeng dan kekal. Sebaliknya, dengan meninggalkan syukur, nikmat akan hilang dan berpindah.” [Minhaj Al-‘Abidin] Imam Al-Qusyairi juga menjabarkan, “Dikatakan, bersyukur adalah menisbatkan anugerah kepada pemiliknya yang sejati dengan sikap kepasrahan.” Asy-Syibli menjelaskan, “Syukur adalah kesadaran akan Sang Pemberi Nikmat, bukan memandang nikmat itu sendiri.” [Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah]
“JATMAN ini organisasi yang super lillahi ta’ala karena JATMAN ini tanpa baterai (modal). Jadi pengurus JATMAN pasti rugi harta, tidak pernah untung. Njenengan semua keramat tapi mboten keramut, budal dewe, muleh dewe” tutur Kyai Sholeh Ngalah sembari senyum dan meminta barokah suroh Al-Fatihah untuk kelancaran acara dan keselamatan Indonesia.
Selanjutnya, KH. Ngadiyin Anwar memberi sambutan selaku Rois Idaroh Wustho JATMAN Jatim. Kyai Ngadiyin dengan suara serak karena usia senjanya menyampaikan dengan semangat terima kasih atas kehadiran para khodimuth-thoriqoh. Kyai Ngadiyin mengenalkan satu persatu masing-masing kyai yang mendampingi beliau di panggung.
Kyai Ngadiyin tak berpanjang lebar memberi sambutan. Beliau langsung masuk ke inti acara yaitu pelantikan pengurus dengan jabatannya masing-masing sesuai nota penjelasan tentang pengisian lowongan pengurus antar waktu. Majelis Ifta’ tinggal 19 orang dari jumlah awalnya 27 karena 8 anggota sudah intaqala ila ar-rafiq al-a’la. Kyai Ngadiyin menerangkan jumlah pengurus Idaroh Wustho Jatim lebih kurang 150 orang, “Jumlah tersebut kami bagi untuk mempermudah kinerja menjadi beberapa korwil (koordinator wilayah).”
Ikrar Kebangsaan berkumandang dipimpin oleh KH. Moch. Chusnan ‘Ali, selaku Katib Ifadliyyah JATMAN Jatim. Tak berselang lama, KH. Moch. Yusuf Afandy, S.Sos. memimpin alur sidang rapat. Rapat internal Majelis Ifta’ berlangsung khidmat di atas panggung. Sementara jajaran Ifadliyyah dan Imdloiyyah rehat menyantap makan siang yang sudah dipersiapkan oleh Shohibul-Makan wal-Makanan.
Jujur, saat menghadiri majelis ini, yang terbayang-bayang adalah hadits Rasulullah tentang waliyyullah. Kami tidak mengingat apapun saat memandang wajah para khodimuth-thoriqoh selain mengingat Allah Al-Jalil.
أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخِيَارِكُمْ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِينَ إِذَا رُؤُوا ذُكِرَ اللَّهُ تَعَالَى
Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, ”Maukah kalian aku beritahu siapa orang-orang terbaik diantara kalian?” Para Sahabat menjawab, ”Mau, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda, ”Yaitu orang-orang yang jika mereka terlihat maka nama Allah pasti disebut-sebut.” [Musnad Ahmad]
Usai makan siang secara bergiliran, segera para peserta rapat kembali melanjutkan sidang dan tidak berpanjang lebar hasil rapat pun dibacakan. Majelis pun diakhiri dengan doa, shalawat dan hamdalah.
HASIL RAPAT MAJELIS IFTA’ IDAROH WUSTHO JATMAN JATIM 30 DESEMBER 2020 PONDOK PESANTREN NGALAH PASURUAN TENTANG PENGISIAN LOWONGAN PENGURUS/JABATAN KARENA WAFAT ATAU DENGAN SEBAB LAIN
Sebagai berikut,
KH. Muhsin Nurhadi jabatan semula Rois Awwal menggantikan Almarhum KH. Moch. Martain Karim sebagai anggota Majelis Ifta’
KH. Cholil Arphaphy jabatan semula Wakil Katib menggantikan KH. Muhsin Nurhadi sebagai Rois Awwal
KH. Sholihin Rozin jabatan semula Katib Awwal menggantikan KH. Cholil Arphaphy sebagai Wakil Katib
KH. Nur Mustofa Hasyim jabatan semula Katib Khomis menggantikan Almarhum KH. Moch. Murtadlo sebagai Wakil Mudir
KH. Dr. Harisuddin Aqib jabatan semula Koordinator LCTA menggantikan KH. Nur Mustofa Hasyim sebagai Katib Khomis
KH. Syahirin jabatan semula Wakil Koordinator LCTA menggantikan KH. Dr. Harisuddin Aqib sebagai Koordinator LCTA
KH. Khoiruddin Yusuf jabatan semula anggota Lajnah Muwasholah menggantikan Almarhum KH. Suryani Maulani sebagai anggota Majelis Ifta’
KH. Muhtarom jabatan semula anggota Majelis Ifta’ Syu’biyyah Jember menggantikan Almarhum KH. Imam Ghozali sebagai anggota Majelis Ifta’
Redaktur: H. Brilly Y. Will., S.Pd.
Mushohhih: KH. Ngadiyin Anwar & KH. Moch. Yusuf Afandy, S.Sos.I.
Post a Comment