Multaqo' Shughro Kecil-kecilan Tim Asistensi Majelis Ifta' JATMAN Jatim di Pesantren Gading Malang
Hawa dingin Malang memeluk tubuh-tubuh kami. Pesantren Gading menyambut kehadiran kami dengan ketenangan yang berbalut kesejukan air khas Malang. Tim Asistensi membawa bendera besar, "Menthoriqohkan Masyarakat dan Memasyarakatkan Thoriqoh" menuju Ndalem Kyai Qusyairi, salah satu pengasuh di Pesantren Gading.
Ndalem Kyai Qusyairi yang semula hening menjadi ramai dengan uluk salam dari para ulama Tim Asistensi. Rupanya Kyai Qusyairi sudah mempersiapkan jamuan di meja ruang tamu Ndalem. Melihat perjumpaan kecil para ulama ini saja kami jadi ingat Allah, hingga lupa maksiat, lupa musibah, lupa hal buruk lainnya. Yang teringat hanya Allah, hanya bagaimana meningkatkan penghambaan kepada Allah. Sebagaimana wejangan Syaikh Ahmad bin 'Athaillah,
اِذاَ اَردتَ اَنْ تَعْرِفَ قدرَكَ عِندهُ فاَنْظُرْ ماَذاَ يُقِيمكَ فيه٭
''Jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Alloh, maka perhatikan di dalam bagian apa Alloh menempatkan engkau.''
Kelima ulama ini membincangkan beberapa poin permasalahan terkait dinamika di JATMAN Idaroh Wustho Jawa Timur dengan kacamata tashawwuf. Sesekali mereka menyunggingkan senyum pertanda ridha dengan tadbir (pengaturan) Allah. Tak lupa, poin utama multaqo' shughro ini adalah bagaimana peran JATMAN Jatim wa bil khusus Majelis Ifta' semakin moncreng dalam dakwah shufiyyah ini.
Hidangan yang tersaji terasa benar-benar nikmat tak seperti saat kami menyantapnya di tempat lain. Inikah rasanya menikmati karunia Allah dengan syukur dan ridha? Syukur dan ridha itu sendiri menurut Syaikh Al-Qusyairi sebagai maqamat ke delapan belas yang harus dinikmati oleh para salik. Dalam Risalah-nya, Syaikh Al-Qusyairi menyatakan, "Syukur dibagi menjadi: Syukur dengan lisan, yang berupa pengakuan atas anugerah dalam derajat kepasrahan; Syukur dengan tubuh, yang berarti mengambil sikap setia dan mengabdi; Syukur dengan qalbu, adalah tenteram dalam latar musyahadah dengan terus-menerus melaksanakan pemuliaan."
Keempat kyai menyampaikan hasil pertemuan dengan Kyai Sholeh Ngalah tadi siang. Kumandang tilawah dari Masjid Miftahul Huda terdengar lantang dan indah. Pertemuan pun di akhiri dengan shalat Maghrib berjamaah di masjid. Sebagian kami menjama'-qashar shalat Maghrib dan Isya'.
Redaksi: H. Brilly Y. Will., S.Pd.
Dokumentasi: H. Brilly Y. Will., S.Pd.
Post a Comment