Header Ads

Taushiyyah Rais Idarah Wustha Jatim dan Pengumuman Rais-Mudir Idarah Syu'biyyah Kab. Lamongan



Pasca mahallul qiyam, K. H. Fathul Huda mengawali taushiyyah dengan hadits ittaqu firasatal-mu`min fainnahu yanzhuru binuriLlah. Sebagai pengantar, Yai Huda menuturkan bahwa Lamongan punya banyak tokoh terkenal. Beliau mencontohkan, “Yai Salim Azhar, guru saya, dari Lamongan. Mantu Mbah Yai Jamal Tambakberas dari Lamongan." Yai Huda menyebutkan beberapa contoh lainnya. Jadi Lamongan unggul dari kabupaten-kabupaten lain. Soto paling terkenal dari Lamongan. Padi terbanyak dari Lamongan. Kondisi ini rawan permusuhan, akhirnya diserobot orang ‘luar’.

Mursyid Thariqah Syadziliyyah jalur PETA ini mengingatkan, “Kenapa kita harus ikut JATMAN, niatnya adalah khidmah kepada Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Kalau niat kita belum benar, jadi tidak semangat. Wasiat guru kulo, Yai Fattah, saya rasakan barokahnya, “Nek pengen uripmu barokah, khidmaho nang Nahdlatul Ulama.” Akhirnya saya mendapat rizqi luar biasa sejak khidmah NU. Kok ada yang keluar dari NU gara-gara tidak cocok dengan JATMAN. Dengan ngabdi di NU, insyaAllah husnul khatimah, sudah saya cermati banyak pengurus NU yang husnul khatimah.” 

Kyai Huda menyitir ayat,
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ
Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah iman, Islam, ihsan. Al-Quran isinya aqidah, ibadah, etika/akhlaq/tashawwuf, kisah-kisah. “Kalau tidak kamu sampaikan wahai Muhammad, Aku cabut kerasulan darimu,” lanjutnya ayat dalam penukilan bil-ma’na oleh Pengasuh Ma’had Bahrul Huda Tuban ini. 

“Kita pun wajib meneruskan apa yang diajarkan Nabi. Ngurusi JATMAN butuh ikhlas, tenaga, modal. JATMAN Jatim setahun 500 juta tidak cukup. Kalau dicukupi oleh personil pribadi atau sponsor maka JATMAN rawan diperalat. NU Tuban punya saham 20 % di RSNU Tuban, jadi dapat 40 juta karena omsetnya sudah 2 Milyar. JATMAN Jatim sudah mengelola sekam, dapatnya nilainya 10 % saja. Ada beberapa usaha lagi. Alhamdulillah JATMAN Jatim bisa mandiri,” papar murid K. H. Moch. Djamaluddin Ahmad Tambakberas ini.


Kyai Huda mengingatkan keharusan husnuzhzhan kepada Allah, sebab Allah berfirman, “Wal-ladzina jahadu fina lanahdiyannahum subulana.” Kyai Huda mengenang dawuh Mbah Yai Djamal bahwasanya Syaikh Asy-Syadiziliyy suatu ketika mau menuju Maroko, di tengah jalan ketemu orang-orang miskin, “Ya Allah andai saya punya uang, saya berikan semua kepada mereka berupa tepung gandum.” Seketika itu kantong beliau berisi emas. Praktis langsung beliau belikan gandum untuk mereka. 

“Mengabdi di Jam’iyyah, sanadnya ya Jam’iyyah. Kalo urusan thariqah ya sanadnya gurunya masing-masing. Dengan thariqah, kita punya solusi pasti atas semua masalah kita, bukan sekadar teori, urusan dunia maupun Akhirat. Allah pasti menguji kita jika Allah mencintai kita. Kita berthariqah, Allah pasti kasih solusi atas masalah kita. Kadang satu jawaban Allah untuk segala persoalan. Kadang satu persoalan, diberi Allah jawaban banyak. Ini saya alami betul,” ungkap Kyai Huda dengan sangat meyakinkan.

Kyai Huda juga menerangkan, “Entitas terkecil adalah atom. Di balik atom ada kuanta. Kuanta itu energi. Energi tidak bisa dilihat kasat mata. Kuanta itu dalam bahasa thariqah adalah alam malakut. Kita bisa ke alam malakut kalau kita sambung dengan mereka yang ada di sana yaitu melalui tawassul. Kekuatan alam kuanta itu punya kekuatan 88 %, alam biasa hanya 12 %. Kalau kita bisa makrifat, ini harus tafakkur, tadabbur dan tazkiyatun nafs, kita bisa wushul. Kalau sudah wushul maka kita bisa masuk alam fana` lalu alam baqa`. Di sinilah ada energi luar biasa. Ini tidak bisa dijelaskan karena di luar logika.” 

Sebagai closing statement, Rais Idarah Wustha JATMAN Prov. Jawa Timur ini mengutarakan, “Mbah Hasyim sore thoyyul-waqt menyalakan lampu di Masjidil Haram dan malam sudah di rumah. Orang-orang thariqah bisa punya energi tersebut karena mengalami tajalli, setelah melalui takhalli dan tahalli. “Saya yang paling marah adalah murid yang tidak menghormati gurunya walaupun temannya sendiri,” begitu kalam Sayyid Muhammad bin ‘Alawiyy Al-Malikiyy. Kita ini tidak merasakan manisnya berthariqah karena kurang menghargai guru bahkan ghill (uneg-uneg olo) kepada guru. Syaikh Abul-Hasan Asy-Syadziliyy selalu shadaqah kepada gurunya demi menghilangkan ghill itu tadi.” 




Thariqah-thariqah di wilayah Kabupaten Lamongan mayoritas tidak ingin bergabung ke JATMAN seperti Al-Khidmah, Al-Utsmaniyyah, dan Syadziliyyah Habib Lutfi. Yang mau bergabung JATMAN Kab. Lamongan adalah Syadziliyyah PETA, TQN di bawah Al-Mursyid Dr. K. H. Kharisuddin Aqib dan TQN di bawah Al-Mursyid Dr. K. H. Abdul Wahib M. Ikhsan. Gambaran realita ini menjadi bahan pertimbangan tim AHWA dalam memilih rais dan mudir Idarah Syu’biyyah JATMAN Kabupaten Lamongan. Dalam musyawarah terbatas AHWA diputuskan Dr. K. H. Abdul Wahib M. Ikhsan sebagai Rais dan K. H. Ahmad Anshori sebagai Mudir. Dalam sesi press conference, kepengurusan yang lama menyatakan demisioner, dipimpin K. H. Moh. Ansori, M.Ag.. Selanjutnya Idarah Wustha JATMAN Jatim menetapkan keputusan AHWA, dipimpin Drs. K. H. M. Ma’shum Maulani, M.Pd. ditutup dengan barakah surah Al-Fatihah.

Reporter: H. Brilly Y. Will., S.Pd., M.Pd., C.Ed.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.