Taushiyyah KH. Nurcholis Misbah Selaku Rais Idarah Syu’biyyah JATMAN Kab. Sidoarjo tentang Tikungan Spiritual
Idarah Syu’biyyah Kabupaten Sidoarjo menggelar musyawarah pada 26 April 2025 di PP. Al-Amanah Junwangi, Krian, Kab. Sidoarjo. Dalam Musyawarah tersebut terpilih KH. Nurcholis Misbah sebagai Rais dan Agus H. M. Ali Fikri, S.Ag. sebagai Mudir. Bersamaan dengan itu, sekaligus pengukuhan beberapa Idarah Ghusniyyah (tingkat kecamatan) di wilayah administratif tersebut.
Dalam penampilan perdananya di acara JATMAN Sidoarjo, pengasuh PP. Al-Amanah Junwangi menyampaikan taushiyyah yang eksotik tentang tikungan spiritual, sebuah terma baru dalam diskursus sufisme. Beliau menyoroti sikap abai sebagian pengamal thariqah terhadap wali-wali Allah yang tidak teranggap karena mastur (tersembunyi).
Sebagai pengantar, Aminussunduq Idarah ‘Aliyyah JATMAN ini menuturkan, “Orang-orang yang peduli kepada aspek ruhani atau bathiniyyah jelas bukan orang biasa, karena Allah memberi ilham kepada mereka bukan saja ngopeni ati tapi juga berusaha memberi suplai nutrisi ruhani kepada orang lain. Kerjanya tidak terlihat. Berkat orang-orang itulah, matahari masih terbit, Indonesia masih selamat.”
Cak Nur, panggilan akrab masa muda beliau, memberikan contoh, “Marbot masjid yang sudah tidak tertarik dengan dunia kecuali sibuk di masjid, orang-orang jarang menyapanya. Jangan-jangan kita bisa shalat khusyu’ lantaran marbot masjid. Lucunya kita malah menziarahi wali-wali yang terlihat mandraguna, kita kasih uang, bukan orang-orang semacam itu (para marbot masjid). Kita mesti koreksi ini, kalau tidak, maka kita akan terpeleset di tikungan spiritual akhirnya babak belur ruhani kita ketika sowan kepada Allah. Syaikh Dr. Muhammad Rajab Dieb pernah datang ke sini (PP. Al-Amanah Junwangi), beliau saya jamu tidak di hotel, justru di barongan (kebun bambu) dengan atap terop, beliau bilang, “Kapan-kapan kalau datang ke Surabaya, wajib di sini.” Tidak hanya beliau, beberapa mursyid bilang begitu juga. Saya sekadar dilirik saja adem rasanya.”
Terakhir, Abah Nurcholis meremind nilai penting tharqiah, “Niat yang benar hanya ada dalam hati yang benar. Hati (qalbu) yang benar kudu disekolahno, sekalipun kita sudah S1, S2, S3. Hati tanpa sekolah tidak akan bisa cerdas. Hati yang cerdas itu yang bisa melipat waktu. Melipat jarak itu syaithan pintar, sini ke Makkah sekejap. Melipat jarak Akhirat, bahwa Akhirat hanya beberapa menit di depannya, sedikit orang bisa.”
Redaktur: H. Brilly Y. Will., S.Pd., M.Pd., C.Ed.
Kameramen: Tim Media PP. Al-Amanah Junwangi
https://www.youtube.com/watch?v=eOhRLQ_UTkY
Post a Comment