Header Ads

Seruan Mudir 'Ali JATMAN Prihatin atas Polemik yang Berkepanjangan di Tubuh PBNU





Seakan memperteguh Balekambang Jepara sebagai kota peradaban tarekat, di antara gemuruh doa dan debur ombak yang lembut, Mudir ‘Aly JATMAN, Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, berdiri dengan keteduhan seorang ayah spiritual. Sorot matanya memantulkan kegelisahan umat, namun suaranya tetap bening, seperti aliran sungai yang menenangkan tanah yang retak.


Beliau membuka pesannya dengan kelembutan:


“Tidak usah risau,” tuturnya, meredakan gelombang resah yang mengitari polemik para elite PBNU. Ada nada prihatin dalam suaranya, sedih, tapi tidak putus asa. Seperti seorang mursyid yang melihat awan gelap di ufuk, namun tahu bahwa hujan selalu membawa tumbuh-tumbuhan baru.


Lalu beliau menyeru JATMAN di seluruh penjuru negeri:


Perbanyaklah dzikir…, perbanyaklah istighotsah…, perbanyaklah manaqib…

Karena di situlah letak kekuatan uma, di dalam beningnya hati yang kembali kepada Allah.


Dalam tausiyahnya, Sang Mudir menukil sebuah hikmah yang menggema dalam-dalam di dada para hadirin:


“Setiap polemik pada suatu kaum berangkat dari keadaan hati para pemimpin dan kaumnya.

Hati itu ibarat mata air:

jika jernih, maka menghidupi;

jika keruh, maka memudaratkan.”


Kata-kata itu turun seperti embun subuh, membasahi kegelisahan dan menyadarkan bahwa akar persoalan bukan hanya di langit para elite, tetapi juga di tanah hati umat. Bahwa yang perlu dibersihkan bukan hanya wacana, tetapi jiwa.


Di hadapan jamaah Manaqib Kubro malam itu, beliau menutup dengan panggilan yang sederhana namun menghunjam:


“Mari kita terus membersihkan jiwa

dan membeningkan mata hati,

agar sinarnya menuntun kehidupan berbangsa dan bernegara, dipimpin oleh nurani,

bukan oleh hawa nafsu.”


Dan seketika, suasana Balekambang terasa seperti taman cahaya.

Dzikir yang bergetar di udara menyatu dengan keheningan malam.

Para hadirin tenggelam dalam rasa:

bahwa jalan keluar dari kekusutan dunia

selalu bermula dari kejernihan hati.


Redaksi: Abdur Rahman El Syarief

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.