Header Ads

Notulensi Jaring Aspirasi Turba Titik Barat Idaroh Wustho Prov. Jatim 4 Agustus 2024 di PP. Al-Fatah Temboro Majelis 1 tentang Program dan Kejam’iyyahan


Masjid Al-Markaz Indoor Temboro menjadi saksi sejarah bersatunya PP. Al-Fatah dan JATMAN Jatim dalam ilmu tashowwuf. Masjid seluas 10 hektar di lingkungan pusat Jama’ah Tabligh ini berlimpah barokah Allah melalui para sufi-sufiyah yang hadir, tidak hanya warga JATMAN Jatim. Hari keempat bulan Kemerdekaan ke-79 mencatat sekira 800 penganut thoriqoh di bawah naungan JATMAN Jatim dilayani oleh lebih dari 500 santri khidmah Pondok Temboro.


Bakda zhuhur dan makan siang, peserta Turba JATMAN Jatim di Masjid terbesar di Magetan tersebut dibagi menjadi tiga majelis dalam sesi jaring aspirasi. Majelis pertama membincang soal program dan kejam’iyyahan. Majelis kedua membincang iqtishodiyyah (perekonomian). Majelis ketiga khusus lajnah Wathonah (Wanita Thoriqoh An-Nahdliyyah).


Majelis pertama sangat hidup dengan banyaknya aspirasi-aspirasi dari para warga JATMAN Jatim di daerah-daerah (idaroh syu’biyyah, ghusniyyah hingga sa’afiyyah). Majelis pertama diikuti perwakilan dari semua Idaroh Syu’biyyah (tataran Kabupaten/Kota) mulai dari Bawean, Magetan, Ngawi, Sidoarjo, Tuban, hingga Trenggalek.


Perwakilan Idaroh Syu'biyyah Bawean mengajukan satu aspirasi yakni penguatan slogan memasyarakatkan thoriqoh dengan memperbanyak merekrut jamaah, namun butuh penjelasan langkah kongkrit dari Idaroh Wustho. Tiga orang perwakilan Idaroh Syu’biyyah Magetan membawakan tiga gagasan: JATMAN Jatim perlu segera menerbitkan buku pakem pengenalan dasar Thoriqoh terutama untuk masyarakat awam terutama kaum petani; butuh figur mursyid untuk kelancaran program memasyarakatkan thoriqoh, mursyid juga perlu direkomendasikan kepada murid untuk tidak menyalahkan mursyid lain agar tidak membingungkan masyarakat luas; dari Idaroh ‘Aliyah sudah banyak program cuma Idaroh Sa’afiyyah belum, tinggal upaya maksimalisasi.


Tiga orang perwakilan Idaroh Syu'biyyah Ngawi mengusulkan tiga hal: penguatan organisasi, terutama Sa’afiyyah, demi memudahkam pendataan, sebagai contoh Sa’afiyyah se-Ghusniyyah Karangjati Ngawi sudah terbentuk seluruh wilayah kecamatan, perlu duduk bersama untuk meredam perselisihan antar thoriqoh; untuk menanggulangi thoriqoh agar tidak sengketa perlu diedukasi bahwa semua thoriqoh itu sama-sama jalan menuju Alloh, melalui Multaqo Mursyid semua thoriqoh; santri pada umumnya banyak yang tidak paham thoriqoh karena fokus fiqih, dan di samping itu minta kepastian ketegasan atas Shiddiqiyyah. 


Satu orang perwakilan Idaroh Syu'biyyah Sidoarjo menyampaikan harapan hadirnya konten media sosial sejarah berbagai thoriqoh menjadi basis ekonomi, dan masing-masing Syu'biyyah diharapkan aktif memproduksi komten media juga. Idaroh Syu’biyyah paling aktif melayangkan aspirasinya adalah Kabupaten Tuban, ada lima orang yang tampil: (1) Idaroh Wustho perlu memfasilitasi majelis pembai’atan disertai pembagian sertifikat/syahadah sanad thoriqoh; (2) thoriqoh di tingkat bawah perlu dikumpulkan oleh Ghusniyyah agar tidak jalan sendiri-sendiri; (3) Semua lembaga pendidikan di bawah NU perlu diajari thoriqoh secara terstruktur melalui kurikulum; (4) inventarisir thoriqoh di tingkat bawah melalui MWC NU, insya`Alloh 25 tahun lagi JATMAN akan diterima secara luas seperti dulu JQHNU awalnya belum dikenal; (5) bangkitkan perekonomian warga JATMAN Jatim!


Terakhir, satu orang perwakilan Idaroh Syu'biyyah Trenggalek mengusulkan penerbitan buku kumpulan amalan semua thoriqoh dan mengajukan aspirasi bahwasanya tokoh publik yang bicara atas nama thoriqoh perlu disikapi agar tidak menyesatkan.


Aspirasi-aspirasi yang terjaring pada majelis kedua dan ketiga juga cukup banyak dan menarik. Pada event Turba di Kraksaan dan di Sampang, sesungguhnya banyak sekali aspirasi-aspirasi yang disampaikan oleh para pengurus Idaroh Syu’biyyah. Turba putaran terakhir berlokasi di Auditorium Al-Ma’arif, Singosari, Malang. Record live streaming Turba Temboro bisa disimak di https://www.youtube.com/live/Y_Pl5YOBwBs?si=o-U4Ebm0xXeZFba7


Kultur musyawarah dirawat betul di JATMAN Jatim. Dalam setiap event Turba, sejak JATMAN Jatim diresmikan, selalu ada sesi jaring aspirasi. Tradisi ini sangat relevan dengan Sunnah Rosul sebagaimana digambarkan dalam Tafsir Ibnu Katsir,

وَشَاوَرَهُمْ فِي أُحُدٍ فِي أَنْ يَقْعُدَ فِي الْمَدِينَةِ أَوْ يَخْرُجَ إِلَى الْعَدْوِّ، فَأَشَارَ جُمْهُورُهُمْ بِالْخُرُوجِ إِلَيْهِمْ، فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ وَشَاوَرَهُمْ يَوْمَ الْخَنْدَقِ فِي مُصَالَحَةِ الْأَحْزَابِ بِثُلُثِ ثِمَارِ الْمَدِينَةِ عَامَئِذٍ، فأبى ذلك عليه السَعْدَانِ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ وَسَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ، فَتَرَكَ ذَلِكَ، وَشَاوَرَهُمْ يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي أَنْ يَمِيلَ عَلَى ذَرَارِيِّ الْمُشْرِكِينَ. ‎فَقَالَ لَهُ الصِّدِّيقُ: إنا لم نجيء لِقِتَالِ أَحَدٍ وَإِنَّمَا جِئْنَا مُعْتَمِرِينَ، فَأَجَابَهُ إِلَى ما قال 

Nabi mengajak para sahabatnya bermusyawarah saat Perang Uhud, apakah beliau tetap berada di Madinah atau keluar menyambut kedatangan musuh. Manakala sebagian besar sahabat mengusulkan agar semuanya berangkat menghadapi mereka, Nabi kemudian memutuskan untuk berangkat bersama pasukannya menuju ke arah musuh berada.


Redaktur: Agus H. Brilly Y. Will., S.Pd., M.Pd. (Anggota LTN JATMAN Jatim 2023-2028)


Dilarang meng-copy paste tulisan ini tanpa izin.









Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.