Header Ads

Jatman Jatim dan Semen Indonesia Jalin Ta’awun untuk Kemandirian Ekonomi 500.000 Sufi Warga Jawa Timur






Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN) Jawa Timur dan Semen Indonesia Group melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di kantor PWNU Jatim, Kamis (8/8/24) guna membangkitkan kemandirian ekonomi penganut thoriqoh. Kerjasama Jatman-Semen Indonesia tidak hanya aspek bisnis, mencakup pula program-program Corporate Social Responsibility (CSR) dan pendampingan bagi UMKM. Kedua belah pihak juga ta’awun dalam pengembangan alternatif fuel (AFR) sebagai bahan bakar tambahan di pabrik Semen Indonesia. Langkah ini sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Mudir Idaroh Wustho Jatman Jatim K. H. Mustofa Qutbiy Badri, M.A. At-Tijaniyy mengungkapkan bahwa kerjasama ini merupakan langkah awal yang baik untuk membuka peluang ekonomi bagi warga Jatman bahkan Nahdliyyin secara umum, “Alhamdulillah, Semen Indonesia sangat responsif terhadap ajakan kerjasama ini. Kami berharap kerjasama ini bisa menjadi pintu masuk bagi warga NU untuk terlibat lebih aktif dalam dunia usaha, agar supaya kita ini menjadi orang-orang yang tangan di atas.”

Semangat ini selaras dengan hadits, 
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ
Dari Hakîm bin Hizâm, dari Nabi, Beliau bersabda, “Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik shodaqoh adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Alloh akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup maka Alloh akan memberikan kecukupan kepadanya.” [Shahih Al-Bukhâri (no. 1427) dan Muslim no. 1053 (124)]

Hadi Setiadi, Senior Vice President of Procurement PT. Semen Indonesia Group menjelaskan bahwa MoU ini bertujuan untuk memfasilitasi kerjasama dalam suplai barang dan jasa, “Kami melihat potensi besar dari Jatman dan PWNU Jatim untuk memenuhi kebutuhan barang yang kami butuhkan. Selain itu, kerjasama ini juga sejalan dengan komitmen Semen Indonesia sebagai BUMN untuk memberdayakan UMKM dan ekonomi rakyat.”

Kerjasama strategis antara Jatman dan Semen Indonesia ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi 500.000 lebih sufi anggota Jatman Jatim. Dengan adanya dukungan dari perusahaan BUMN seperti Semen Indonesia, diharapkan para ahli tashowwuf dapat meningkatkan kapasitas usahanya dan bersaing di pasar yang lebih luas. Di samping itu, seluruh kegiatan ke-jam’iyyah-an di Jatman Jatim bisa berjalan mandiri tanpa berpangku pada bantuan pihak lain.

Kita punya sejarah, banyak ulama sufi yang konglomerat. ‘Abdullah bin Al-Mubarak punya track record laba bersih bisnisnya 100.000 dinar pertahun. Syaikh Prof. Dr. ‘Abdul Halim Mahmud dalam Al-Madrasah Asy-Syadziliyah halaman 72 berkomentar, “Tanah Abu Al-Hasan Asy-Syadziliyy bukan satu atau dua faddan (per faddan sekitar 4200 meter persegi) saja. Tapi lebih dari itu beliau berkata ‘tiga tempat’.” Dari sini bisa disimpulkan bahwa perkebunan beliau sudah jelas lebih dari 12.000 meter persegi. 

Mengutip publikasi ilmiah Muzaffar Alam “The Mughals, the Sufi Shaikhs and the Formation of the Akbari Dispensation” di Cambridge Jurnals, vol 43, 1 (2009), Hazrat Khwja ‘Ubaidullah Al-Ahror adalah pemilik tanah 64 desa yang dikelilingi kanal irigasi, 30 perkebunan buah luar kota, 11 kawasan perkotaan, dan lusinan perusahaan perdagangan dan workshop kerajinan tangan, sejumlah pasar, kios, toilet umum dan kincir air. Juga ratusan ribu sapi dalam peternakannya yang tersebar di seluruh negeri. 

Para ulama sufi kaya raya itu bukan untuk kesenangan pribadi tapi untuk mensupport agama Alloh. Seperti dikemukakan Mbah Rois Idaroh Wustho Jatman Jatih K. H. Fathul Huda Asy-Syadziliyy dalam event Turba Titik Barat (4/8/2024), “Yang terakhir, al-jihad fi akhiriz-zaman bid-dananir wad-darahim, itu qoulul-’ulama`. Jihad di akhir zaman itu dengan harta, akhir zaman itu sejak Rosululloh wafat. Kalau kita baca biografi dari 10 shahabat Nabi yang dijamin Allah masuk Surga, 9 diantaranya adalah orang kaya semua. Sayyidina Umar kekayaannya 12,5 trilyun rupiah, ‘Abdurrahman bin ‘Auf 6,5 trilyun rupiah, Az-Zubair bin Al-’Awwam 35,5 trilyun rupiah, Sayyidina ‘Utsman 1,5 rilyun rupiah.”

Dalam banyak gelaran Jatman Jatim, Kyai Huda berkali-kali menegaskan pentingnya kemandirian organisasi Jatman dengan menggalakkan usaha-usaha bisnis. Motivasi beliau menggerakkan puluhan pengurus Idaroh Wustho Jatman Jatim untuk hadir penanda tanganan MoU ini. Ahad 11/8/2024, event Turba Titik Malang Raya akan juga diisi dengan paparan langkah-langkah konkrit Jatman Jatim dalam upaya kemandirian ekonomi warga thoriqoh.



Reporter: H. Musthofa
Redaktur: H. Brilly Y. Will., S.Pd., M.Pd.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.