Masyayikh JATMAN Jatim Hadiri Haul Ke-1 Mantan Sekretaris Imdloiyyah Al-Maghfur Lah K. H. Moch. Yusuf Afandy
Mentari mulai menyengat. Awan putih tips menaungi. Semilir angin membuai. Derit kipas pelan berlomba dengan putaran mesin genset. Sound system menggaungkan kalimat-kalimat thayyibah: shalawat, tahlil, tasbih, tahmid, takbir, istighfar, Yasin, doa. Nasi box, nasi bungkus, polo pendem, es teh, susu jagung, pastel, dan ribuan snack bak banjir. Deras melimpah, sedemikian melimpahnya kenangan hampir 2.000 hadirin-hadirat tentang Abah Yusuf Afandy.
K. H. Moh. Rowi, M.Si. memimpin ‘pemanasan’ dengan tahlil. Agus R. H. M. Syafi’un Ni’am menyampaikan jazakumullah khairan atas kehadiran seluruh jama’ah dan permohonan maaf. Turut hadir para Masyayikh Shufiyyah JATMAN Idarah Wustha Jatman Prov. Jatim: Al-Mursyid Dr. K. H. Kharisuddin Aqib, Al-Mursyid K. H. Moh. Chusnan Ali, M.Ag., K. H. Moh. Bekti, Agus H. Ali Fikri, S.Ag., K. H. Abdul Mutholib, Al-Mursyid Dr. K. H. Abdul Wahib M. Ikhsan, Agus Abdullah Haris Al-Ihsani, M.Pd., dan lainnya.
Berlanjut K. H. M. Ma’shum Maulani, M.Pd. memberikan mau’izhah menyitir hadits Nabi, “Duduk di majelis ilmu lebih baik dari shalat 1.000 raka’at.” Yai Ma’shum mengingatkan, menurut Sayyidina ‘Aliyy, hari itu hanya 3, kemarin, hari ini dan besok. Menurut Pengasuh PP. Al-Azhar Mojokerto ini, ada 3 tanda yang Allah berikan kepada seseorang yang akan wafat: (1) Kekuatan tubuh menurun; (2) Adanya orang sekitar yang wafat; (3) Uban.
“Mati itu tidak harus sakit. Yai Yusuf wafat malamnya masih kontak dengan saya. Paginya dapat kabar beliau seperti kita tahu. Dunia ini bukan tempat tinggal tapi tempat meninggal,” ungkap suami Ning Yayang Tambakberas. Yai Ma’shum juga mengutip firman Allah, “... wal-tanzhur nafsum ma qaddamat lighadd…” kemudian menjelaskan bahwa dalam ayat ini Allah memerintahkan kita untuk introspeksi sebelum kita mati. Sayyidina ‘Umar menganjurkan kita untuk hasibu anfusakum qabla an tuhasabu. Sayangnya banyak orang ketika memandikan jenazah atau memakamkan justru tertawa, ghibah, ngobrol ngalor-ngidul, bukannya mengingat kematian dan Allah.
Sebelum Habib Mushthofa bin Muhammad Alaydrus Tuban naik panggung, K. H. A. Cholil Arphaphy, M.M. turut memberikan mau’izhah mengingatkan uswah semangat Abah Yusuf dalam memperjuangkan JATMAN secara disiplin dan konsisten. Yai Cholil kemudian mengisahkan beberapa pengalaman bersama Abah Yusuf Afandy yang membuktikan kejujuran beliau dalam menepati jadwal acara JATMAN Jatim. Teladan ini sangat-sangat dicamkan baik-baik oleh para guru dan siswa-siswi MTs dan MA Darul Hikmah Gumantuk.
“Kita semua seakan-akan adalah anak Yai Yusuf. Ada anak biologis, ada anak ideologis. Beliau murabbi ruhina. Kita wajib berbuat bakti kepada beliau. Diriwayatkan bahwa Nabi berwasiat, “Wahai ‘Aliyy bershadaqahlah kepada orang yang sudah wafat, Allah sudah mewakilkan kepada malaikat agar membawa shadaqah orang yang hidup kepada orang yang mati. Mereka lebih bahagia dengan kiriman shadaqah daripada ketika masih hidup di dunia. Mereka mendoakan, “Ya Allah ampunilah siapa saja yang menerangi kubur hamba dan beri kabar gembira dengan Surga.” Shadaqah bisa berupa materi dan nonmateri. Maka kita niatkan pahala shadaqah kepada leluhur kita,” ungkap Yai Cholil.
Lantas ketua MUI Mojokerto ini menyitir adagium, “Man dakhala al-qabr bi la zad fakaannama rakiba al-bahr bi la safinah.” sembari menambahkan fawaid, “Kita mesti mengambil waktu yang cukup setiap hari untuk muhasabah, mengoreksi diri sendiri,” berlandaskan hadits, “Al-Kayyis man dana nafsahu wa ‘amila li ma ba’da maut.” Di alam barzakh, seperti diungkap dalam kitab Siraj Ath-Thalibin, ada nafidzah (semacam jendela) yang memperlihatkan Surga dan ada nafidzah yang memperlihatkan Neraka, sesuai amal masing-masing selama di dunia dan bantuan orang lain.
Yai Cholil menukil hadits, “Idza mata Ibnu Adam, inqatha’a ‘anhu ‘amaluhu illa min tsalats…” Sebenarnya, berpijak studi penulis (Brilly) maknanya bukan ‘seluruh amal manusia terputus sehingga ketika sudah mati tidak lagi bisa beramal’ bukan. Bukan itu maknanya. Maknanya ialah ‘seluruh amal manusia ketika di dunia terputus pahalanya kecuali tiga amal,’ jadi pahalanya saja yang terputus, bukan berarti tidak lagi bisa beramal. Sebab, manusia beriman yang sudah mati, di alam barzakh, tetap beramal dan tidak ditutup catatan amalnya, bahkan ketika di Neraka masih beramal dan diterima Allah.
“Yai Yusuf memberikan teladan dan ilmu, Njenengan amalkan, Njenengan angsal pahala, Yai Yusuf nggih angsal pahala,” tutup Yai Cholil. Matahari mulai mendekati petala. Batang-batang tenda bergeser dari barat ke timur. Sebagian ibu-ibu hadirat dan para santriwati serta muhibbat (fans dari kalangan wanita) membuat Masjid PP. Darul Hikmah penuh sesak dan riuh. Seluruh Masyayikh yang ada di atas panggung berdiri menyambut kehadiran Habib Mushthofa bin Muhammad Alaydrus Tuban dengan mushafahah dan berangkulan. Grup Hadrah Al-Munsyidin menggaungkan shalawat dengan tempo tepukan khas. Begitu sampai di mahallul-qiyam, seluruh hadirin-hadirat pun berdiri penuh khusyu’. Anak-anak tetap berlarian, bermain gawai, duduk nyemil, bahkan tidur nyenyak. Para pedagang kaki lima pun turut menyimak mau’izhah demi mau’izhah.
Pasca mau'izhah Habib Mushthofa, ada sesi ramah-tamah di empat titik di kawasan PP. Darul Hikmah Gumantuk. Acara haul boleh diakhiri, namun memori indah bersama Al-Maghfur Lah K. H. Moch. Yusuf Afandy, S.Sos. tak pernah dapat dihapus walau seujung jari. Nostalgia penulis sejak 2016 hingga 2024 menyertai Abah mengkhidmahi JATMAN Jatim tak pernah pudar. “Sesibuk apapun, JATMAN tidak boleh ditinggal, Ji!” seakan-akan kedua daun telinga penulis baru saja mendengar kata-kata Abah. Abah selalu mempromosikan penulis kepada para masyayikh JATMAN Jatim, “Ini mantu saya, ahli jurnalistik, sudah membuat website, majalah, kalender, buku, nota, ini, itu, untuk JATMAN Jatim.” Begitulah Abah, semua orang diangkat, dihormati, ditolong, dimotivasi, ditampung. Kenangan itulah yang melekat di sanubari semua orang yang pernah bertemu Abah, hatta koruptor dan korban pemerkosaan.
Redaktur: H. Brilly Y. Will., M.Pd.

Post a Comment