Header Ads

Penghormatan Para Sufi Kepada Makkah-Madinah Dalam Kitab Asy-Syifa Bi Ta'rif Huquq Al-Mushthafa



Imam Al-Qadhi 'Iyadh menerangkan dalam Kitab Asy-Syifa, "Diceritakan pula bahwa Abu Al-Fadhl Al-Jauhariyy ketika datang berziarah ke Madinah, dan telah dekat ke rumah-rumahnya, ia turun dari tunggangannya, berjalan sambil menangis, melantunkan syair, “Tatkala kami melihat bekas orang yang telah pergi meninggalkan kami, yang tidak menyisakan hati untuk mengenali bekas itu, tidak pula akal; maka kami turun dari tunggangan, berjalan penuh penghormatan, untuk orang yang telah berpisah sehingga kami singgahi bekasnya bersama kafilah.” Dan diriwayatkan pula dari salah seorang murid (sufi) bahwa ketika ia sampai di tepian Madinah Rasulullah, ia bersyair, “Telah terangkat tabir, lalu tampak bagi penglihatan suatu bulan yang tidak dapat dijangkau oleh khayalan; ketika tunggangan kami sampai kepada Muhammad, maka haramlah punggung tunggangan itu di atas laki-laki; ia telah mendekatkan kami kepada sebaik-baik orang yang menginjak bumi, maka wajiblah atas kami penghormatan dan penjagaan hak baginya.” Diceritakan pula dari seorang syaikh yang berhaji dengan berjalan kaki, lalu ditanya tentang hal itu, maka ia berkata, “Apakah seorang hamba yang lari dari tuannya akan mendatangi rumah tuannya dengan berkendara? Seandainya aku mampu berjalan di atas kepalaku, niscaya aku tidak berjalan di atas kakiku.”

Al-Qadhi 'Iyadh juga berkata, “Patutlah bagi tempat-tempat yang dimuliakan dengan wahyu dan turunnya Al-Qur`an, yang sering didatangi Jibril dan Mikail, yang para malaikat dan ruh naik darinya, yang tanah lapangnya bergema dengan tasbih dan tahmid, yang tanahnya menaungi jasad penghulu manusia, dan dari sanalah agama Allah serta sunnah Rasul-Nya tersebar; ia penuh dengan madrasah ayat-ayat, masjid-masjid, shalat, peristiwa-peristiwa keutamaan dan kebaikan, tempat bukti-bukti dan mu'jizat, manasik agama dan syiar kaum muslimin, tempat berdirinya penghulu para rasul, tempat tinggal penutup para nabi, tempat pancaran nubuwwah, tempat berlimpah curahannya, tempat ditutupnya risalah, serta bumi pertama yang disentuh kulit Al-Mushthafa — bahwa tempat-tempat itu diagungkan lapangannya, dicium semerbaknya, dan diciumi halaman-halaman dan dinding-dindingnya.” 

(Lalu beliau melantunkan syair), “Wahai negeri sebaik-baik para rasul, yang dengan dirinya manusia mendapat petunjuk dan yang diberi keistimewaan dengan ayat-ayat; aku memiliki untukmu kerinduan dan cinta membara, serta hasrat yang menyala seperti bara; aku berjanji, jika mataku penuh dengan pandangan pada dinding-dindingmu dan halamanmu, niscaya rambut putihku akan kuletakkan di antara keduanya karena banyaknya ciuman dan kecupan; seandainya tidak karena halangan dan musuh, niscaya aku selalu menziarahimu, meski harus dengan air mata membasahi pipi; tetapi aku akan mengirimkan dari banyak salamku, penghormatan kepada penghuni rumah dan kamar-kamarmu; suatu wewangian yang lebih harum dari kasturi murni, yang menyelimutinya pada sore dan pagi; dan aku khususkan dengan doaku yang terus-menerus, dengan shalawat, salam, dan berkah yang mengalir.”

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.